Berita Utama

Kades Wiwin Komalasari Tak Terima di Pecat Beri Respon Keras Ke Gubernur Jabar

147
×

Kades Wiwin Komalasari Tak Terima di Pecat Beri Respon Keras Ke Gubernur Jabar

Sebarkan artikel ini

 

Jabar ex-pose.net Bogor – Kepala Desa (Kades) Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Wiwin Komalasari, menolak jika dirinya dipecat dari jabatannya. Hal ini ia sampaikan langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, setelah namanya menjadi sorotan akibat gaya hidupnya yang dianggap terlalu hedon.

Kontroversi ini bermula dari viralnya video Wiwin saat menerima nasi kotak dengan ekspresi yang dinilai “geli.” Video tersebut memicu reaksi keras dari Dedi Mulyadi, yang menghubungi Wiwin untuk mengomentari gaya hidupnya.

Menurut Dedi, sikap Wiwin dalam video tersebut mencerminkan kesan gengsi dan kurang sesuai dengan citra seorang kepala desa.

“Sikapnya kelihatan seperti gengsi itu menimbulkan kesan bahwa dia memiliki kelas tertentu, seolah bukan berasal dari kalangan masyarakat desa,” ujar Dedi dalam kanal YouTube-

Dedi juga menilai Wiwin terlalu menonjolkan gaya hidup mewah sebagai seorang kepala desa.

“Karena branding personal yang terbangun agak glamour, akhirnya postingan menimbulkan kemarahan di media sosial,” katanya.

Ditegur Wakil Bupati, Wiwin Justru Cengengesan

Tak hanya mendapat teguran dari Dedi Mulyadi, Wiwin juga ditegur oleh Wakil Bupati Bogor, Jaro Ade. Namun, dalam pertemuan tersebut, Wiwin justru terlihat santai dan tertawa menanggapi teguran tersebut.

Bahkan, Dedi Mulyadi menyebut gaya hidup Wiwin sudah seperti artis, bukan seorang kepala desa.

“Di media sosial kesannya seperti artis,” ujar Dedi.

Mendengar kritik tersebut, Wiwin tetap santai dan justru membalas komentar Dedi Mulyadi dengan tertawa.

“Itu tas itu, betul kata bapak, gimana penafsirannya,” ujar Wiwin saat Dedi mengingatkan bahwa dirinya pernah dikenal publik karena tas mewah yang sering ia gunakan.

BACA JUGA  Dewan Pers: UU KUHP Ancaman Kemerdekaan Pers dan Demokrasi

Wiwin Komalasari Bela Diri: Tetap Prioritaskan Masyarakat

Meski dikritik karena gaya hidupnya, Wiwin tetap membela diri. Ia mengklaim bahwa dirinya tetap memprioritaskan masyarakat dalam tugasnya sebagai kepala desa.

“Sebenarnya saya sebelum ke kantor desa, saya ke pengajian dulu. Saya bertemu dengan ibu-ibu hampir tiap hari, baru setelah itu saya ke kantor desa sekitar jam 10,” kata Wiwin.

Menanggapi pernyataan tersebut, Dedi Mulyadi menilai bahwa gaya hidup Wiwin yang cenderung bebas dipengaruhi oleh statusnya sebagai perempuan single.

“Ya mungkin faktor style ibu yang sangat merdeka dalam bersikap dipengaruhi faktor karena ibu single,” ujar Dedi.

Wiwin langsung membantah pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa dirinya lebih mementingkan bagaimana masyarakat mencintainya.

“Itu mungkin hanya penafsiran saja. Saya mengutamakan masyarakat, bagaimana saya dicintai masyarakat dan saya mencintai masyarakat,” tegasnya.

Namun, Dedi kembali menyindir dengan mengatakan, “Karena ibu nggak ada yang mencintai di rumah.”

Wakil Bupati Minta Wiwin Dipecat, Wiwin Melawan

Menurut Dedi Mulyadi, Wakil Bupati Bogor Jaro Ade bahkan sampai meminta agar Wiwin dipecat dari jabatannya.

“Pak Wakil Bupati marah, nyuruh ibu dipecat,” kata Dedi.

Namun, Wiwin tidak tinggal diam. Ia menegaskan bahwa pemecatan dirinya harus mengikuti prosedur hukum yang berlaku.

“Kalau itu saya juga paham, pemecatan ada undang-undangannya,” ujar Wiwin.

Ia menjelaskan bahwa pemecatan seorang kepala desa harus melalui Badan Musyawarah Desa (BPD) dan harus ada bukti penyimpangan hukum yang jelas.

“Pemecatan harus melalui badan musyawarah desa atas usulan, dan kalau ada problem penyimpangan yang dibuktikan secara hukum. Kenapa bapak Jaro Ade marah?” tanyanya.

Dedi Mulyadi pun tidak memberikan kesimpulan atau alasan lebih lanjut terkait permintaan pemecatan Wiwin.

BACA JUGA  Bakamla RI Gelar Rakernis Monitoring Dan Evaluasi Strategi Kamla

Sebagai solusi, Dedi meminta agar Wiwin mengubah penampilannya menjadi lebih sederhana dan membedakan antara gaya seorang kepala desa dengan gaya seorang artis.

Kontroversi ini masih terus berkembang, sementara Wiwin tetap mempertahankan posisinya sebagai kepala desa dengan menolak pemecatan yang dinilai tidak sesuai dengan aturan hukum.

(Taofik hidayat)