Jabar.ex-pose.NET Garut Pada 13 Juni 2025, menayangkan wawancara eksklusif bersama Ketua ASA (Asosiasi Sinergi Akselerasi), Aep Sapullah Mubarok, yang berdomisili di Jl. Jendral Hj. Amin Machmud, Cijugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Dalam wawancara tersebut, Aep menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Garut yang saat ini masih rendah, yakni 69,91 poin, menempatkan daerah ini di peringkat kedua terendah se-Jawa Barat.
Menurutnya, rendahnya IPM Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
1. Rendahnya angka harapan hidup (indikator kesehatan),
2. Terbatasnya akses dan kualitas pendidikan, serta
3. Standar hidup layak yang belum terpenuhi (daya beli masyarakat yang rendah).
Aep juga menambahkan faktor keempat, yaitu pentingnya peran pemberdayaan masyarakat melalui program sosial ekonomi, seperti yang digagas oleh Kabid PFM (Pemberdayaan Fakir Miskin) melalui program KUBE (Kelompok Usaha Bersama).
Kemiskinan Masih Tinggi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Garut mencapai 9,69%, jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa Barat sebesar 7,46%. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak warga yang hidup dalam kondisi ekonomi sulit dan memerlukan intervensi nyata dari berbagai pihak.
KUBE: Solusi Pemberdayaan Berbasis Komunitas
Sebagai solusi, program KUBE yang dijalankan oleh masyarakat lokal menjadi salah satu strategi yang diandalkan untuk:
Meningkatkan pendapatan keluarga miskin,
Mendorong kemandirian ekonomi komunitas, serta
Membangun ekosistem usaha mikro yang berkelanjutan.
Ketua ASA mendampingi langkah ini dan menekankan bahwa pendekatan pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat, seperti KUBE, harus berjalan seiring dengan perbaikan akses pendidikan dan layanan kesehatan, agar dampaknya terhadap peningkatan IPM bisa dirasakan secara menyeluruh.
Penutup: Ajak Kolaborasi Lintas Sektor
Menutup wawancara, Aep Sapullah Mubarok menegaskan bahwa peningkatan kualitas hidup masyarakat Garut membutuhkan sinergi lintas sektor: pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, dan komunitas lokal. Hanya dengan kolaborasi yang kuat dan terarah, pembangunan manusia dapat bergerak cepat dan berkelanjutan.
(Jajang ab)